BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tugas guru adalah bertanggung jawab mendidik
anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas,
membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran
berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Untuk menjalankan peranan dan melaksanakan
tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang
tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru
perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik
cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan
potensinya masing-masing.
Pembelajaran adalah proses, cara,
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14)
Maka tugas mengajar bukan hanya
sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching
is primarily and always the stimulation of learner (Wetherington, 1986:
131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata
pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun
mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan
bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif.
Sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran guru harus mempersiapkan perangkat pembelajaran yang di dalamnya
sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode
mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan.
Dalam memilih dan menentukan metode mengajar harus sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai, demikian juga cara
memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan
menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran
adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa
pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya
manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting.
Khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, agar siswa dapat
memahami materi yang disampaikan guru dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti merasa perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran pendidikan agama
Kristen melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul ”PENGARUH GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE KERJA KELOMPOK TERHADAP
HASIL DAN MOTIVASI SISWA KELAS V BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PADA SD NEGERI TAHUN
PELAJARAN 2016/2017”
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pada umumnya kurang diminati oleh siswa
karena cara mengajar guru yang monoton.
2.
Metode dan teknik pembelajaran yang masih konvensional dan terkadang membuat
suasana belajar menjadi kurang menyenangkan.
3. Tingkat
keaktifan siswa dalam belajar yang masih rendah.
4.
Kurangnya respon siswa untuk memperhatikan penjelasan guru ketika proses pembelajaran
berlangsung.
C.
Perumusan Masalah
Perumusan
masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian ilmiah.
Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam pelaksanaan
penelitian. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian, masalah pokok
penelitian tersebut bisa dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana
penerapan metode ceramah dan metode
kerja kelompok dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen?
2. Bagaimana
minat siswa didalam mengikuti pelajaran pendidikan Agama Kristen setelah penerapan
metode ceramah dan metode kerja
kelompok?
D.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan
dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui penerapan pengaruh gabungan metode
ceramah dengan metode kerja kelompok terhadap hasil belajar pada SD Negeri.
2. Untuk
mengetahui efektifitas gabungan metode ceramah dengan metode kerja kelompok
dalam meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Kristen pada Siswa SD Negeri.
E.
Kegunaan Hasil Penelitian.
a. Bagi
Sekolah, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan dalam metode
pembelajaran sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar
optimal.
b. Bagi
Guru, di harapkan dapat mengunakan metode variatif, yaitu menggunakan metode
yang dapat melibatkan siswa secara aktif , salah satunya adalah metode
pembelajaran metode listening team, agar proses belajar mengajar menjadi
aktif, efektif dan menyenangkan.
c.
Bagi Siswa, di harapakan berani mengemukakan pendapat, ide dan gagasan yang
mereka miliki, dan juga dapat meningkatkan minat dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Kristen, sehingga mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan
yang di harapkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar