Menu

Selasa, 30 Oktober 2018

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRESENTASI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI KELAS IX SMP NEGERI 1


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah.
Rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar merupakan hal yang sering ditemukan dan dialami dalam kegiatan belajar mengajar. Masalah tersebut merupakan hal yang akan menghambat  tercapainya suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan kefakuman siswa dan pasifnya siswa dalam Proses Belajar Mengajar dapat mengakibatkan beberapa hal yang kemungkinan dapat merugikan berbagai pihak. Bagi siswa sendiri, selain kurang terlatihnya pengetahuan dalam mengemukakan pendapat juga dapat mengakibatkan kejenuhan ketika dalam kegiatan belajar mengajar, atau bahkan mengakibatkan kurangnya ilmu pengetahuan yang dapat ditransfer oleh siswa sendiri.. Di lain pihak guru juga akan merasakan hal yang kurang baik, selain merasakan keragu-raguan apakah materi yang diberikannya sudah cukup diterima atau sebaliknya tidak dapat dimengerti oleh para siswa, juga hal lain, bagi guru yang suka membutuhkan dorongan – dorongan, motivasi waktu menyampaikan materi akan terhambat, sebab dorongan dari siswa sendiri tidak ada, misalnya penjelasan guru akan lebih bagus dan menarik jika dibangkitkan dengan berbagai masalah dari siswa yaitu berupa pertanyaan – pertanyaan atau pendapat – pendapat.
Jika keadaan seperti ini dibiarkan tanpa ada respon, kemungkinan saja nilai pendidikan di sekolah akan rendah dan menjadi sempit. Oleh karena itu penanganan masalah ini sangat mendesak agar nilai pendidikan dapat meningkat.
Disadari secara cermat bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan suatu penelitian dimana letak penghambat itu berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah mengadakan penambahan metode pembelajaran atau mengadakan suatu perubahan metode pembelajaran, misalnya dengan mencoba menggunakan metode presentasi. Dengan menggunakan metode presentasi ini sangat dirasakan akan lebih memicu dan memberikan rangsang terhadap siswa untuk aktif karena akan adanya keterpaksaan yang muncul secara otomatis yaitu karena merasa malu oleh siswa lain jika siswa tidak mampu untuk mempresentasikan materi tersebut, atau siswa tersebut akan dipaksa untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh siswa lain.

B.     Identifikasi Masalah.
Dari hasil pengamatan di sekolah / di kelas, ternyata begitu banyak permasalahan yang di temui, seperti :
1.      Guru mengajar tanpa menyiapkan administrasi pembelajaran.
2.      Penggunaan metode pada Kegiatan Belajar Mengajar tidak tepat.
3.      Kurangnya minat dan perhatian siswa dalam menerima pelajaran.
4.      Pada saat Kegiatan Belajar Mengajar banyak siswa yang hanya bermain.
5.      Guru pada saat mengajar hanya duduk dan diam ditempatnya saja.
6.      Hasil belajar siswa belum mencapai seperti apa yang diharapkan.
7.      Penampilan guru yang tidak menarik.
8.      Guru tidak menguasai kelas.
9.      Pembelajaran yang tidak menyenangkan.
10.  Sarana dan prasarana tidak menunjang.
11.  Tidak terjalin hubunganinteraksi antara guru dan siswa.
12.  Guru hanya memberi tugas mencatat.
13.  Tidak menggunakan alat peraga pada saat mengajar.

C.    Pembatasan Masalah.
Dari sekian banyak permasalahan yang ada, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti hanya memfokuskan pada salah satu permasalahan saja yaitu  Metode ceramah.


D.    Rumusan Masalah.
Idealnya para siswa yang sudah berada pada tingkat kelas IX dapat lebih aktif dan agresif dalam pembelajaran dikarenakan tingkat kedewasaan mereka sudah lebih tinggi jika dibanding dengan keadaan waktu berada di tingkat Sekolah menegah atas, akan tetapi pada kenyataannnya para siswa pasif dan tidak aktif.
Permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apa yang dialami siswa waktu diadakan pembelajaran ?
2.      Apakah siswa lebih aktif jika menghadapi pembelajaran yang sudah
3.       dikuasainya ?
4.      Apakah siswa lebih aktif jika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan Metode ceramah ?
5.      Apa ada perbedaan antara prestasi siswa yang menggunakan Metode ceramah dengan siswa menggunakan metode tradisional ?

E.     Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan metode pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk lebih aktif  dalam proses pembelajaran.
Tujuan lain unutuk mendapatkan cara – cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika dipadukan dengan metode pembelajaran yang disajikan.

F.     Manfaat Penelitian.
1.      Untuk Guru :
Agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan – wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu aktifnya siswa dalam proses pembelajaran. Disamping itu dengan tercapainya hasil penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu pembelajaran di kelas.
2.      Untuk Siswa :
a.       Diharapkan keikutsertaan dan peran aktif pada pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
b.      Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3.      Untuk Pendidikan Agama Kristen :
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kriten dapat mengubah sikap dan perilaku anak.

G.    Hipotesis Penelitian
Umumnya dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif dan tidak antusias menanggapi permasalahan yang dipaparkan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kemungkinan kurang menariknya metode pembelajaran, atau kurang dikenalinya materi yang disampaikan dan lain – lain.
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hidupnya pembelajaran di dalam kelas memerlukan usaha – usaha yang mendalam.Diantaranya adalah dengan menggunakan metode –metode pembelajaran yang sekiranya dapat mendorong tujuan tersebut.
Dalam hal ini dengan menggunakan Metode Presentatif yang dilakukan oleh siswa itu sendiri sedangkan guru mengadakan penilaian terhadap seluruh komponen yang terlibat.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: “Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ceramah Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di Kelas VIII SMP Negeri 1 ”.

H.    Alasan Memilih Tindakan
Belajar dari suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku sehingga diperoleh pemahaman baru, sehingga kualitas perubahan sangat dipengaruhi oleh pendekatan guru dimana dalam prosesnya perlu diberikan motivasi agar kualitas perubahan itu menjadi baik.
Dengan menggunakan metode presentasi akan lebih mendorong siswa untuk lebih aktif , giat dan antusias dalam mengikuti Proses Belajar Mengajar sekaligus akan membuat siswa lebih tertarik dan selalu siap dalam menerima pelajaran. Dalam kegiatan belajar tidak hanya dituntut hasilnya secara kuantitatif tetapi juga kualitas perubahan sikap, perilaku dalam Proses Belajar Mengajar.

BAB II
LANDASAN TEORI, HIPOTESIS PENELITIAN, ALASAN MEMILIH TINDAKAN

A.    Kajian Teori
1.      Hakikat Pendidikan Agama Kristen.

Senin, 29 Oktober 2018

PENGARUH GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEBAGAI PEMBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI TAHUN PELAJARAN 2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan berlangsung melalui tahapan-tahapan berkesinambungan dan sistemik oleh karena itu bisa berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat). Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian siswa (Tritarahardja & La Sulo, 2005:34).
Kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki siswa akan menentukan sejauh mana lingkungan mempengaruhinya dalam belajar untuk meningkatkan minat belajar. Selain masalah dalam lingkungan, sekolah, intelegensi, orang tua, bimbingan belajar guru PAK, motivasi, serta disiplin akan mempengaruhi minat dalam belajar juga.
Pada umumnya anak yang berasal dari lingkungan yang sama dan sekolah mendapat pendidikan dan pengajaran yang sama, ternyata masih juga memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang menyolok dalam kurangnya minat belajar siswa tersebut. Untuk itu dalam mengatasi permasalahan tersebut diperlukan seorang guru Pendidikan Agama Kristen dalam memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami permasalahan dalam belajarnya.
Hal ini sejalan dengan tujuan undang-undang system pendidikan Nasional No 20 pasal 3 tahun 2003 dituliskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara demokratis serta bertanggung jawab.
1
Bimbingan belajar yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Kristen kepada siswa bertujuan agar siswa dapat bertumbuh dan berkembang untuk mencapai perkembangan pendidikan sesuai dengan potensi, minat, dan bakatnya. Bentuk layanan bimbingan belajar seperti memperhatikaan, mendampingi dan mendorong belajar siswa sangat dibutuhkan agar siswa/siswi yang memiliki masalah baik masalah pribadi maupun masalah dalam belajardapat terbantu sehingga mereka dapat belajar dengan lebih baik serta mendapat minat dalam belajar yang baik pula. Dengan bimbingan yang ada disekolah, maka sekolah melakukan berbagai cara yang dapat membantu siswa yaitu bimbingan secara berkelompok dan secara indiIIIdual dimana secara berkelompok seorang pembimbing dapat membantu siswa sekelompok anak dengan masalah yang sama untuk menyelesaikan masalah yang dialaminya dalam belajar sedangkan secara indiIIIdual pembimbing dapat menanyakan atau melakukan bimbingan antara empat mata supaya siswa dapat menjelaskan masalah yang ada pada dirinya tanpa diketahui orang lain.
Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk menumbuhkan minat belajar dalam diri siswa adalah melalui bimbingan belajar yang dilakukan oleh pembimbing, dimana bimbingan sangat penting bagi kehidupan seorang anak dalam pembentukan kepribadiannya dan merupakan suatu kegiatan yang memberikan bantuan atau tuntutan kepada siswa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan. Dalam usaha meningkatkan minat belajar siswa, maka guru Pendidikan Agama Kristen sebagai guru bimbingan harus penuh dengan tanggung jawab melaksanakan tugas tersebut sebab minat belajar merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kemauan dalam belajar, dan minat juga merupakan gudang yang kaya bagi aktifitas belajar. Memberi bimbingan kepada siswa tanpa memperhatikan apakah ada perubahan yang terjadi dalam diri siswa merupakan kegiatan yang sia-sia, sebab kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah banyak menyeret minat siswa kepada hal-hal yang menyimpang. Melihat berbagai masalah yang muncul maka sangat penting bagi siswa tersebut di didik dan di bimbing sedini mungkin dengan baik agar kelak menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi sebagai generasi penerus bangsa.
 Guru Agama Kristen sebagai seorang pengajar sekaligus sebagai pembimbing sangat diperlukan sesuai dengan kompetensi guru bahwa guru Pendidikan Agama Kristen adalah sebagai seorang pembimbing. Guru Agama Kristen merupakan seorang sosok yang sangat berpengaruh dalam tugas dan tanggung jawab itu dengan mengarahkan siswa serta menuntun dan menggembalakan siswa untuk taat kepada peraturan sekolah terlebih dalam meningkatkan minat belajar siswa serta menunjukkan dan perbuatan yang benar-benar takut akan Allah.
Berdasarkan pengamatan oleh guru di SD Negeri, bimbingan belajar telah dilaksanakan di sekolah. Meskipun ada beberapa siswa yang mempunyai minat dalam belajar, jika dilihat secara umum minat belajar siswa di kelas III SD Negeri Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah kurang memuaskan.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat mengarahkan siswa dalam meningkatkan minat belajarnya, dan hal ini lah yang membuat penulis untuk memilih judul yaitu: PENGARUH GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEBAGAI PEMBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

B.     Identifikaasi Masalah
Identifikasi adalah penetapan dan penentuan identitas. Menurut Slameto (2003:63) dalam bukunya belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi dalam minat belajar siswa adalah sebagai berikut ”
Guru PAK sebagai pembimbing
( X 1 )

PAK    ( X 1)

Minat belajar siswa
( Y )

Sekolah
( X 3 )

Orang Tua
( X 2 )

lingkungan
( X 4 )

IQ
( X 5)


Keterangan:
X1. Guru PAK sebagai pembimbing 
Bimbingan belajar guru PAK dapat menuntun dan mengarahkan perkembangan anak didik tersebut sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan dan memenuhi kebutuhan dalam belajar dengan lebih baik.
X2. Orangtua
orangtua merupakan pendidik utama bagi anak karena dalam keluarga inilah anak pertama   sekali mendapatkan pendidikan dan bimbingan belajar untuk menjadi sikap dewasa dan bertanggung jawab serta tumbuh dalam diri anak
X3. Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai kaitan erat dengan kebutuhan siswa, denga menanamkan nilai-nilai disiplin belajar demi tercapainya cita-cita dan memenuhi kebutuhan hidup dimasa yang akan datang untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
X4. Lingkungan
Lingkungan masyarakat juga berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak, baik buruknya lingkungan sangat berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku anak yang akhirnya berpengaruhi dalam belajar.
X5. IQ
IQ dapat menentukan sejauh mana kemampuan dan perkembangan dalam belajar serta menyelesaikan persoalan dalam belajar. Baik tinggi atau rendahnya IQ anak dapat berpengaruh terhadap belajar dikelas.

C.    Batasan Masalah
Dengan adanya berbagai masalah yang berkaitan dengan minat belajar siswa disekolah, tentu tidak dapat dibahas dalam waktu yang sama. Oleh sebab itu untuk mempermudah jalannya penelitian dan pengolahan data maka perlu ada pembatasan masalah. Maka penulis membatasi masalah yang dibahas dalam PTK ini yaitu Pengaruh Guru PAK sebagai pembimbing sebagai variable bebas (X) dan minat belajar siswa sebagai variabel terikat (Y).

D.    Perumusan masalah
Bertitik tolak dari pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Seberapa besarkah pengaruh Guru PAK sebagai pembimbing terhadap minat belajar siswa Kelas III SD Negeri”.

E.     Tujuan Penelitian
Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik dan teratur maka perlu ditetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang positif dan signifikan Guru PAK sebagai pembimbing terhadap minat belajar siswa kelas III SD Negeri .
F.     Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.     Sebagai persyaratan (unsur utama) untuk kenaikan pangkat jabatan fungsional tertentu dari golongan IIIC ke Golongan IIID.
.
2.   Untuk menambah pengetahuan, pengalaman bagi guru dalam menyusun PTK.
3.  Sebagai bahan masukan bagi para pendidik dalam membimbing anak didik dalam meningkatkan minat belajar siswa.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Landasan Teoritis
1.  Bimbingan Belajar Guru Pendidikan Agama Kristen
1.1     Pengertian Pengaruh
Pengaruh merupakan suatu hal yang menentukan terhadap perubahan , sebagai daya yang kuat untuk memberikan akibat langsung sehingga memberikan cirri-ciri atau bentuk tersendiri terhadap objek lain. Dengan kata lain pengaruh merupakan suatu hal yang dapat terjadi jika satu pihak lebih dominal dari pihak lain yang dapat mengubah sifat, bentuk yang dipergunakan dalam keunggulannya.

PENGGUNAAN METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGUASAI KOMPETENSI DASAR MUSA DIUTUS TUHAN MATA PELAJARAN AGAMA KRISTEN SISWA KELAS IV SD NEGERI T.A 2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan sebagai kunci pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Yang mana untuk mewujudkan cita-cita tersebut perlu dilakukan usaha yang semaksimal mungkin dari guru, guru harus mampu dalam mengelola komponen pembelajaran dan kreatif dalam mengembangkan materi pelajaran sehingga materi pelajaran tersebut dapat diserap oleh peserta didik sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada masa sekarang ini, perlu diiringi proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar harus memiliki metode agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengenai tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk strategi itu ialah harus menguasai tehnik-tehnik pengajaran atau biasanya disebut metode pengajaran. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan. Jadi metode pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

Menurut  Suprayektif (2003: 10) menyatakan bahwa:
Hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan pendidikan, karena hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan pendidikan. Hasil belajar yang baik tergantung pada pelaksanaan interaksi belajar mengajar yang sesuai dengan perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar dipengaruhi oleh empat faktor. Keempat factor tersebut adalah guru, siswa, kurikulum, dan faktor lingkungan.

Pada saat belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Slavin, 1995; Eggen & Kauchak). Artzt & Newman (1990: 448) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah Team Games Tournament (TGT). Pembelajaran kooperatf tipe TGT adalah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcemen.
Berdasarkan uraian di atas guru Mapel untuk membahas masalah dengan judul penelitian ”Penggunaan Metode Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menguasai Kompetensi Dasar Musa diutus Tuhan Mata Pelajaran Agama Kristen Siswa Kelas IV B SD Negeri  T.A 2014/2015.”

1.2.  Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian yaitu:
1.         Siswa masih pasif dalam mengikuti pembelajaran.
2.         Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dengan KD.
3.         Kemauan belajar siswa terhadap mata Pelajaran Agama Kristen masih rendah.
4.         Guru kurang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
5.         Guru kurang melakukan variasi metode dalam pembelajaran Agama Kristen.

1.3.  Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti baik dari segi kemampuan waktu dan biaya, maka guru membatasi permasalahan yang diteliti. Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah ”Penggunaan Metode  Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menguasai Kompetensi Dasar Musa diutus Tuhan Mata Pelajaran Agama Kristen Siswa Kelas IV SD Negeri  Pollung T.A 2014/2015.

1.4.  Rumusan Masalah
            Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan metode Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Agama Kristen pokok bahasan Musa diutus Tuhan di Kelas IV B SD Negeri?
1.5.  Tujuan Penelitian
            Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Team Games Tournament (TGT) pada mata Pelajaran Agama Kristen pokok bahasan Musa diutus Tuhan di Kelas IV B SD Negeri T.A 2014/2015.

1.6.  Manfaat Penelitian
            Adapun manfaat yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian adalah:
1.    Mendorong siswa berfikir positif untuk menyenangi Pelajaran Agama Kristen dan menghilangkan pandangan negatif anak terhadap Pelajaran Agama Kristen.
2.    Sebagai bahan pertimbangan kepala sekolah tentang pentingnya penggunaan metode Team Games Tournament (TGT) dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.
3.         Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar sekolah.
4.         Dan sebagai bahan usul kenaikan pangkat satu tingkat.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1.  Kajian Teoritis
2.1.1. Hakikat Hasil Belajar

Minggu, 28 Oktober 2018

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SISWA KELAS III SD TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi tuntutan situasi perkembangan zaman dan pembangunan nasional, sistem pendidikan nasional harus dapat dilaksanakan secara tepat guna dalam berbagai aspek, dimensi, jenjang, dan tingkat pendidikan. Keadaan semacam itu pada gilirannya akan menuntut para pelaksana dalam bidang pendidikan diberbagai jenjang untuk mampu menjawab tuntutan tersebut melalui fungsinya sebagai guru. Guru merupakan ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan siswa.
Siswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Jadi dalam proses pembelajaran yang diperhatikan pertama kali adalah siswa.
Berdasarkan fenomena yang ada di siswa kelas III SD yaitu:
1.    Siswa kurang memahami materi, terlihat lebih dari 65% siswa yang rendah nilai pada saat mengerjakan tugas sehingga nilai siswa banyak yang di bawah KKM.
2.    Dari 16 orang siswa, yang bisa menjawab soal evaluasi guru hanya 6 orang siswa atau sebesar 40%, sedangkan sisanya 10 orang atau 60% masih banyak diam.
3.    Jika diberi soal, hanya 5 orang siswa atau sebanyak 25% yang bisa menjawab dengan benar.
Permasalahan yang berkenaan dengan siswa di kelas, jika tidak dicari solusi dan dibiarkan berlalu begitu saja, akan lebih kompleks dan berlarut-larut. Akibatnya, akan dirasakan pada ketidak-kompetenan siswa di masyarakat yang berhubungan dengan materi pelajaran. Permasalahan siswa maupun guru selama proses belajar, menjadi prioritas, untuk secepatnya diteliti penyebab dan solusinya. Hal itu perlu dipahami oleh seorang guru, karena keberhasilan belajar siswa ditentukan, sejauh mana guru memiliki inisiatif perbaikan terhadap prosedur dan hal yang berkaitan dengan proses yang telah dilakukan.
Mengingat pentingnya penguasaan pelajaran Pendidikan Agama Kristen oleh siswa maka guru perlu berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melakukan beberapa usaha perbaikan, terutama dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah menerapkan strategi atau model pembelajaran yang bertujuan mengaktifkan siswa yaitu supaya siswa dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Maka peneliti perlu melakukan perbaikan cara mengajar melalui penggunaan strategi pembelajaran. Saat ini pembelajaran kooperatif semakin berkembang. Strategi pembelajaran yang dikenal oleh peneliti saat ini adalah strategi pembelajaran word square. Strategi pembelajaran word square dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif.
Adapun kelebihan dari strategi pembelajaran word square ini adalah meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban, selain itu pembelajaran inisesuai untuk semua mata pelajaran, dan dapat melatih sikap teliti dan kritis. Lebih lanjut berdasarkan pengamatan penulis selama bertugas di Kelas III SD, berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah khususnya para guru sebagai pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun upaya tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal
2. Membuat persiapan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3. Menggunakan media pembelajaran
4. Menyampaikan meteri pelajaran sesuai dengan kurikulum dan silabus
Dari fenomena-fenomena atau gejala-gejala tersebut di atas, terlihat bahwa motivasi belajar siswa belum optimal, khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Hal ini berkemungkinan dipengaruhi oleh cara mengajar guru yang kurang menarik perhatian siswa. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan salah satu strategi pembelajaran, salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan adalah dengan penerapan strategi pembelajaran word square.
Berdasarkan permasalahan dan keunggulan dalam strategi pembelajaran word square di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan strategi pembelajaran Word Square untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Siswa Kelas III SD”.
B. Definisi Istilah
1. Strategi Pembelajaran Word Square
Word Square adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang. Word Square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran.
2. Hasil Belajar
Senada menurut Bambang Warsita bahwa hasil belajar adalah suatu
upaya atau proses perubahan perilaku seorang sebagai akibat interaksi perserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada disekitanya. Salah satu tanda seseorang telah mendapatkan hasil belajar yang baik adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan kognitif (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan nilai sikap (afektif).
3.    Penerapan strategi pembelajaran Word Square
Untuk meningkatkan hasil belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen adalah strategi pembelajaran word square dapat meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak kotak jawaban, selain itu pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran, dan dapat melatih sikap teliti dan kritis yang dapat meningkatkan hasil belajar.
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka  penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: Apakah penerapan strategi pembelajaran Word Square dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas III SD ?
D. Tujuan Penelitan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran Word Square dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas III SD.
E. Manfaat penelitan
Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat antara lain:
1. Bagi Siswa
a.  Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pada khususnya dan semua mata pelajaran pada umumnya.
b. Memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran.
2. Bagi Guru
a.  Memberikan suatu pengalaman yang berharga bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran melalui Penggunaan Metode Word Square, sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar.
b.  Diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu model serta bahan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan khususnya bagi peneliti tentang model atau teknik pembelajaran yang baru.
b.  Sebagai persyaratan untuk mengusul kenaikan pangkat ke golongan IIId.
4. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas keberhasilan pembelajaran di III SD. Dalam menentukan kebijakan tentang model pembelajaran yang cocok untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen diberbagai jenjang pendidikan umumnya, khususnya di sekolah dasar.

BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Strategi Pembelajaran Word Square
Model Pembelajaran Word Square merupakan strategi pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi Teka Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran. Tinggal bagaimana Guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.
Word Square adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hornby dalam Tri Wurianingrum, Word Square adalah sejumlah kata yang disusun sehingga katakata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang. Word Square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsepkonsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran. Pembelajaran Word Square berisi pertanyaan yang sesuai dengan pengertian-pengertian penting suatu konsep atau subkonsep. Pertanyaan pertama berupa pertanyaan yang jawabannya berupa kunci. Pertanyaan kedua harus terkait dengan pertanyaan pertama dan merupakan lanjutan dari pengertian tersebut. Begitu seterusnya, sehingga semua pertanyaan sudah mewakili konsep yang akan dipelajari. Setelah itu siswa berdiskusi untuk mendapatkan jawaban dan menemukannya pada kotak-kotak Word Square. Pada akhir pembelajaran, siswa menyimpulkan materi bahasan yang telah didiskusikan.
Menurut Sholeh Hamid, pembelajaran word Square memiliki kelebihan dan tujuan tertentu, secara panjang lebar dideskripsikan dalam uraian berikut ini. Adapun kelebihan dari strategi pembelajaran word square ini adalah meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban, selain itu pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran, dan dapat melatih sikap teliti dan kritis.
Model Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran. Tinggal bagaimana Guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari strategi pembelajaran word square ini adalah meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban, selain itu pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran, dan dapat melatih sikap teliti dan kritis.