Menu

Jumat, 09 November 2018

HUBUNGAN INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KELAS VI TAHUN PELAJARAN 2015/2016


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efektifitas dan efisiensi belajar dan pembelajaran siswa di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Guru haruslah mempunyai sikap profesional dalam menjalankan tugasnya. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas maka akan mampu menghasilkan anak bangsa yang berkualitas juga. Kunci yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah kompetensi.  Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru menyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru ada 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional,  dan kompetensi sosial. 
Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru melalui cara yang baik dalam berinteraksi dengan siswa, wali siswa, dan masyarakat. Sudah seharusnya seorang guru dapat menciptakan interaksi yang baik dengan siswa di kelas, sebab peranan guru sangat dibutuhkan dalam perubahan tingkah laku siswa yang mencakup tiga aspek, yaitu aspek sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan ketrampilan (psikomotorik). 
Dari berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi yang disengaja, ada istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif ini adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, interaksi edukatif perlu dibedakan dari bentuk interaksi yang lain. Dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi belajar-mengajar. Dengan kata lain apa yang dinamakan interaksi edukatif, secara khusus adalah sebagai interaksi belajar-mengajar (Sardiman, 2004: 1).
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna mentransfer ilmu kepada siswa. Guru yang mengajar dan siswalah yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi inilah yang kemudian melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan materi sebagai medianya. Permasalahan yang sering terjadi di dalam proses pembelajaran  ini adalah masih banyak guru-guru yang melakukan  bentuk interaksi belajar mengajar berjalan secara searah di sekolah. Dalam hal ini fungsi dan peranan guru menjadi amat dominan. Di lain pihak, siswa hanya mendengarkan informasi atau pengetahuan yang diberikan gurunya, tanpa diberikan kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya di kelas. Kondisi yang demikian menjadikan proses pembelajaran tidak proporsional, akibatnya guru sangat aktif dan siswa menjadi pasif dan tidak kreatif. 
Dengan adanya relasi guru dengan siswa yang baik, maka akan timbul rasa suka siswa terhadap gurunya, sehingga tanpa disadari  muncul pula ketertarikan siswa pada mata pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Ketertarikan pada mata pelajaran itulah yang membuat siswa mempelajari pelajaran dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar berjalan kurang maksimal sehingga siswa merasa ada jarak jauh antara dirinya dengan gurunya sehingga siswa tidak berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
Dengan demikian, guru haruslah mampu membangkitkan minat belajar siswanya melalui interaksi edukatif dalam proses pembelajaran. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak adanya daya tarik baginya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul “Hubungan Interaksi Edukatif Guru dengan Siswa terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas VI Tahun Pelajaran 2015/2016”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar