BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
ialah proses internalisasi budaya ke dalam individu dan masyarakat sehingga
menjadi beradab. Pendidikan bukan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, namun
sebagai sarana proses pembudayaan dan penyaluran nilai (kulturasi dan
sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar
kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga hal paling mendasar, yaitu
(1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia
serta kepribadian unggul, (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan
daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan
mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis.1
Salah
satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berpikir (kognitif), meningkatkan kesadaran
spiritual dan sosial (afektif) serta menumbuhkan aspek keterampilan
(psikomotorik) peserta didik.
Memperhatikan
hal di atas dapat diambil garis bawah, ternyata titik permasalahannya berada
pada pola pikir pembelajaran yang belum sempurna.Pada tahun 2013, pemerintah
memberikan perubahan paradigma dalam pembelajaran.
Hal
ini sesuai dengan teori belajar humanistik yang menitik beratkan pada metode
student centered.Dengan menggunakan “komunikasi antar pribadi” yang berpusat
pada peserta didik dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta
didik untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam suatu
kehidupan.Pembelajaran Humanistik memandang manusia sebagai subjek yang bebas,
merdeka untuk menentukan arah hidupnya.
Lima
langkah. Dimulai dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, setelah itu
mengasosiasikan dan yang terakhir adalah mengkomunikasikan. Dari setiap langkah
pembelajaran di atas, harus melalui beberapa kegiatan belajar.
Pada
langkah pertama, mengamati.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah dengan
membaca, mendengar, menyimak, melihat fakta (tanpa atau dengan alat).
Langkah
kedua menanya, kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati, atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
Langkah
ketiga dalam pembelajaran saintifik adalah mengumpulkan informasi, atau dalam
keterangan lain disebutkan bahwa langkah mengumpulkan informasi dengan
eksperimen. Langkah ketiga ini dilakukan dengan cara melakukan eksperimen,
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek atau kejadian, dan
wawancara dengan narasumber yang berkaitan.
Langkah
keempat adalah mengasosiasikan atau mengolah informasi.Langkah pembelajaran
mengasosiasikan ini dilakukan dengan kegiatan pembelajaran mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi
(langkah pembelajaran ketiga) maupun hasil dari kegiatan mengamati (langkah
pembelajaran kedua).Pengolahan informasi yang dikumpulkan melalui langkah
keempat ini bersifat menambah keluasan dan kedalaman ilmu. Sampai pada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai pada pendapat yang bertentangan.
Langkah
terakhir adalah mengkomunikasikan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik,
pada langkah ini adalah menyampaikan hasil pengamatan, Menyampaikan kesimpulan
berdasarkan hasil lisan, tertulis atau media lainnya.
Perubahan
paradigma yang ditawarkan pemerintah dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
harus diaplikasikan pada semua mata pelajaran tidak terkecuali pada pelajaran
Pendidikan Agama Kristen. Dalam perspektif pendidikan agama Kristen, perubahan
paradigma yang ditawarkan pemerintah menjadi masukan. Pendidikan Agama Kristen
menganggap perubahan paradigma tersebut sebagai perubahan pada metode. Posisi
metode dalam pembelajaran menjadi hal yang penting guna memudahkan peserta
didik menangkap pelajaran.
Inovasi
yang dilakukan pemerintah mengenai perubahan paradigma pembelajaran dan
kurikulum pada tahun 2013, mengakibatkan ada beberapa sekolah tingkat menengah
yang diinstruksikan untuk menjalankan kurikulum 2013.
Penerapan
kurikulum 2013 memerlukan perubahan paradigma pembelajaran, dimana peserta
didik dilatih untuk belajar mengobservasi, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan
data, menganalisis (mengasosiasikan) data, dan mengomunikasikan hasil belajar
yang disebut Pendekatan Saintifik.
Pendekatan
ini perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
belajar mandiri dan berpikir kreatif. Untuk dapat menerapkan pembelajaran
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, guru perlu memiliki pengetahuan yang
memadai tentang pendekatan saintifik Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa standar
proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik.
Dengan
adanya peraturan menteri tentang penerapan pendekatan saintifik diharapkan guru
mampu memberikan esensi yang baik terhadap pembelajaran sehingga peserta didik
mampu memahami materi yang disampaikan. Dengan demikian pembelajaran yang
diharapkan mampu melahirkan generasi yang religious dan mengamalkan apa yang
peserta didik peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik mampu
memecahkan masalah sendiri dan mampu bersikap mandiri untuk mengerjakan tugas
yang diberikan oleh pendidik.
Berangkat
dari masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap Implementasi Pendekatan Saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Kristen Kelas VIII SMP Negeri Tahun Ajaran 2015/2016.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Mata pelajaran Pendidikan
Agama Kristen kelas VIII di SMP Negeri?
2. Apa
Kendala-kendala dalam Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam
Pembelajaran Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII di SMP Negeri ?
C.
Definisi Operasional
1. Implementasi
Secara
sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan
Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi; Browne &
Wildavsky (1983) juga mengemukakan bahwa Implementasi adalah perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam Pressman dan Wildavsky, 1984);
Implementasi merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh
Mclaughlin (dalam Mann, 1978).
Pengertian
lain dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem
rekayasa. Dalam hal ini penulis lebih mengartikan implementasi sebagai
penerapan suatu proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.Implementasi
merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.20
2.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan
Saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach).Pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dipadu padankan dengan suatu proses ilmiah, pengembangan
sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan Saintifik
merupakan Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta
didik secara aktif mengkonstruksi
konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka penelitian ini penulis menyampaikan beberapa tujuan yaitu:
a. Untuk
mengetahui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik dalam pembelajaran mata
pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII di SMP Negeri ?
b. Untuk
mengetahui kendala-kendala dalam penerapan pendekatan pembelajaran saintifik
dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII di SMP
Negeri .
2.
Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat penelitian ini yaitu:
a. Secara
teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan kepada
pendidik dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan menarik dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dan dapat menambah khazanah keilmuan.
b. Secara
praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk sekolah
dalam menerapkan kurikulum 2013 dan pendekatan pembelajaran saintifik di semua
mata pelajaran di SMP Negeri.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendekatan Pembelajaran Saintifik