Menu

Jumat, 05 Oktober 2018

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KELAS VIII SMP NEGERI TAHUN AJARAN 2015/2016


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pendidikan ialah proses internalisasi budaya ke dalam individu dan masyarakat sehingga menjadi beradab. Pendidikan bukan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, namun sebagai sarana proses pembudayaan dan penyaluran nilai (kulturasi dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup tiga hal paling mendasar, yaitu (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia serta kepribadian unggul, (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis.1
Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir (kognitif), meningkatkan kesadaran spiritual dan sosial (afektif) serta menumbuhkan aspek keterampilan (psikomotorik) peserta didik.
Memperhatikan hal di atas dapat diambil garis bawah, ternyata titik permasalahannya berada pada pola pikir pembelajaran yang belum sempurna.Pada tahun 2013, pemerintah memberikan perubahan paradigma dalam pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan teori belajar humanistik yang menitik beratkan pada metode student centered.Dengan menggunakan “komunikasi antar pribadi” yang berpusat pada peserta didik dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam suatu kehidupan.Pembelajaran Humanistik memandang manusia sebagai subjek yang bebas, merdeka untuk menentukan arah hidupnya.
Lima langkah. Dimulai dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, setelah itu mengasosiasikan dan yang terakhir adalah mengkomunikasikan. Dari setiap langkah pembelajaran di atas, harus melalui beberapa kegiatan belajar.
Pada langkah pertama, mengamati.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah dengan membaca, mendengar, menyimak, melihat fakta (tanpa atau dengan alat).
Langkah kedua menanya, kegiatan pembelajarannya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati, atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. 
Langkah ketiga dalam pembelajaran saintifik adalah mengumpulkan informasi, atau dalam keterangan lain disebutkan bahwa langkah mengumpulkan informasi dengan eksperimen. Langkah ketiga ini dilakukan dengan cara melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek atau kejadian, dan wawancara dengan narasumber yang berkaitan.
Langkah keempat adalah mengasosiasikan atau mengolah informasi.Langkah pembelajaran mengasosiasikan ini dilakukan dengan kegiatan pembelajaran mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi (langkah pembelajaran ketiga) maupun hasil dari kegiatan mengamati (langkah pembelajaran kedua).Pengolahan informasi yang dikumpulkan melalui langkah keempat ini bersifat menambah keluasan dan kedalaman ilmu. Sampai pada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai pada pendapat yang bertentangan.
Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik, pada langkah ini adalah menyampaikan hasil pengamatan, Menyampaikan kesimpulan berdasarkan hasil lisan, tertulis atau media lainnya.
Perubahan paradigma yang ditawarkan pemerintah dan langkah-langkah pembelajaran saintifik harus diaplikasikan pada semua mata pelajaran tidak terkecuali pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Dalam perspektif pendidikan agama Kristen, perubahan paradigma yang ditawarkan pemerintah menjadi masukan. Pendidikan Agama Kristen menganggap perubahan paradigma tersebut sebagai perubahan pada metode. Posisi metode dalam pembelajaran menjadi hal yang penting guna memudahkan peserta didik menangkap pelajaran.
Inovasi yang dilakukan pemerintah mengenai perubahan paradigma pembelajaran dan kurikulum pada tahun 2013, mengakibatkan ada beberapa sekolah tingkat menengah yang diinstruksikan untuk menjalankan kurikulum 2013.
Penerapan kurikulum 2013 memerlukan perubahan paradigma pembelajaran, dimana peserta didik dilatih untuk belajar mengobservasi, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis (mengasosiasikan) data, dan mengomunikasikan hasil belajar yang disebut Pendekatan Saintifik.
Pendekatan ini perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk belajar mandiri dan berpikir kreatif. Untuk dapat menerapkan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, guru perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang pendekatan saintifik Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa standar proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik.
Dengan adanya peraturan menteri tentang penerapan pendekatan saintifik diharapkan guru mampu memberikan esensi yang baik terhadap pembelajaran sehingga peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan. Dengan demikian pembelajaran yang diharapkan mampu melahirkan generasi yang religious dan mengamalkan apa yang peserta didik peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik mampu memecahkan masalah sendiri dan mampu bersikap mandiri untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik.  
Berangkat dari masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Implementasi Pendekatan Saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen Kelas VIII SMP Negeri  Tahun Ajaran 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII di SMP Negeri?
2.      Apa Kendala-kendala dalam Penerapan Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Pembelajaran Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII di SMP Negeri ?
C. Definisi Operasional
1. Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi; Browne & Wildavsky (1983) juga mengemukakan bahwa Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam Pressman dan Wildavsky, 1984); Implementasi merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughlin (dalam Mann, 1978).
Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa. Dalam hal ini penulis lebih mengartikan implementasi sebagai penerapan suatu proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.20 
2. Pendekatan Saintifik
Pendekatan Saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach).Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dipadu padankan dengan suatu proses ilmiah, pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan Saintifik merupakan Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik  secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 
1. Tujuan Penelitian 
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini penulis  menyampaikan beberapa tujuan yaitu:
a.     Untuk mengetahui penerapan pendekatan pembelajaran saintifik dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII di SMP Negeri ?
b.     Untuk mengetahui kendala-kendala dalam penerapan pendekatan pembelajaran saintifik dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas VIII di SMP Negeri .
2. Manfaat Penelitian 
Adapun manfaat penelitian ini yaitu:
a.      Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan kepada pendidik dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan menarik dengan menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dan dapat menambah khazanah keilmuan.
b.      Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk sekolah dalam menerapkan kurikulum 2013 dan pendekatan pembelajaran saintifik di semua mata pelajaran di SMP Negeri.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.     Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar