BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Rendahnya tingkat
keaktifan siswa dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar merupakan hal yang
sering ditemukan dan dialami dalam kegiatan belajar mengajar. Masalah tersebut
merupakan hal yang akan menghambat
tercapainya suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan
kefakuman siswa dan pasifnya siswa dalam Proses Belajar Mengajar dapat
mengakibatkan beberapa hal yang kemungkinan dapat merugikan berbagai pihak.
Bagi siswa sendiri, selain kurang terlatihnya pengetahuan dalam mengemukakan
pendapat juga dapat mengakibatkan kejenuhan ketika dalam kegiatan belajar
mengajar, atau bahkan mengakibatkan kurangnya ilmu pengetahuan yang dapat
ditransfer oleh siswa sendiri.. Di lain pihak guru juga akan merasakan hal yang
kurang baik, selain merasakan keragu-raguan apakah materi yang diberikannya sudah
cukup diterima atau sebaliknya tidak dapat dimengerti oleh para siswa, juga hal
lain, bagi guru yang suka membutuhkan dorongan – dorongan, motivasi waktu
menyampaikan materi akan terhambat, sebab dorongan dari siswa sendiri tidak
ada, misalnya penjelasan guru akan lebih bagus dan menarik jika dibangkitkan
dengan berbagai masalah dari siswa yaitu berupa pertanyaan – pertanyaan atau
pendapat – pendapat.
Jika keadaan seperti
ini dibiarkan tanpa ada respon, kemungkinan saja nilai pendidikan di sekolah
akan rendah dan menjadi sempit. Oleh karena itu penanganan masalah ini sangat
mendesak agar nilai pendidikan dapat meningkat.
Disadari secara cermat
bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini sangat banyak, maka perlu mengadakan
suatu penelitian dimana letak penghambat itu berada.
Hal utama yang harus
dilakukan adalah mengadakan penambahan metode pembelajaran atau mengadakan
suatu perubahan metode pembelajaran, misalnya dengan mencoba menggunakan metode
presentasi. Dengan menggunakan metode presentasi ini sangat dirasakan akan
lebih memicu dan memberikan rangsang terhadap siswa untuk aktif karena akan
adanya keterpaksaan yang muncul secara otomatis yaitu karena merasa malu oleh
siswa lain jika siswa tidak mampu untuk mempresentasikan materi tersebut, atau
siswa tersebut akan dipaksa untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam
menghadapi pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh siswa lain.
B. Identifikasi Masalah.
Dari hasil pengamatan
di sekolah / di kelas, ternyata begitu banyak permasalahan yang di temui,
seperti :
1.
Guru mengajar tanpa menyiapkan administrasi
pembelajaran.
2.
Penggunaan metode pada Kegiatan Belajar Mengajar tidak
tepat.
3.
Kurangnya minat dan perhatian siswa dalam menerima
pelajaran.
4.
Pada saat Kegiatan Belajar Mengajar banyak siswa yang
hanya bermain.
5.
Guru pada saat mengajar hanya duduk dan diam
ditempatnya saja.
6.
Hasil belajar siswa belum mencapai seperti apa yang
diharapkan.
7.
Penampilan guru yang tidak menarik.
8.
Guru tidak menguasai kelas.
9.
Pembelajaran yang tidak menyenangkan.
10. Sarana
dan prasarana tidak menunjang.
11. Tidak
terjalin hubunganinteraksi antara guru dan siswa.
12. Guru
hanya memberi tugas mencatat.
13. Tidak
menggunakan alat peraga pada saat mengajar.
C. Pembatasan Masalah.
Dari sekian banyak
permasalahan yang ada, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti hanya
memfokuskan pada salah satu permasalahan saja yaitu Metode ceramah.
D. Rumusan Masalah.
Idealnya para siswa
yang sudah berada pada tingkat kelas IX dapat lebih aktif dan agresif dalam
pembelajaran dikarenakan tingkat kedewasaan mereka sudah lebih tinggi jika
dibanding dengan keadaan waktu berada di tingkat Sekolah menegah atas, akan tetapi
pada kenyataannnya para siswa pasif dan tidak aktif.
Permasalahan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa yang dialami siswa waktu diadakan pembelajaran ?
2.
Apakah siswa lebih aktif jika menghadapi pembelajaran
yang sudah
3.
dikuasainya ?
4.
Apakah siswa lebih aktif jika pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan Metode ceramah ?
5.
Apa ada perbedaan antara prestasi siswa yang
menggunakan Metode ceramah dengan siswa menggunakan metode tradisional ?
E. Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan metode pembelajaran yang dapat
merangsang siswa untuk lebih aktif dalam
proses pembelajaran.
Tujuan lain unutuk
mendapatkan cara – cara lain yang dapat menunjang keberhasilan jika dipadukan
dengan metode pembelajaran yang disajikan.
F. Manfaat Penelitian.
1.
Untuk Guru :
Agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan –
wawasan yang dapat mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu aktifnya
siswa dalam proses pembelajaran. Disamping itu dengan tercapainya hasil
penelitian dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan dalam keseharian yaitu waktu
pembelajaran di kelas.
2.
Untuk Siswa :
a.
Diharapkan keikutsertaan dan peran aktif pada
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
b.
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3.
Untuk Pendidikan Agama Kristen :
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kriten dapat mengubah sikap dan
perilaku anak.
G. Hipotesis Penelitian
Umumnya dalam proses pembelajaran siswa terlihat pasif
dan tidak antusias menanggapi permasalahan yang dipaparkan oleh guru. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kemungkinan kurang menariknya metode
pembelajaran, atau kurang dikenalinya materi yang disampaikan dan lain – lain.
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hidupnya
pembelajaran di dalam kelas memerlukan usaha – usaha yang mendalam.Diantaranya
adalah dengan menggunakan metode –metode pembelajaran yang sekiranya dapat
mendorong tujuan tersebut.
Dalam hal ini dengan menggunakan Metode Presentatif
yang dilakukan oleh siswa itu sendiri sedangkan guru mengadakan penilaian
terhadap seluruh komponen yang terlibat.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian
dirumuskan sebagai berikut: “Meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode ceramah Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di
Kelas VIII SMP Negeri 1 ”.
H. Alasan Memilih Tindakan
Belajar dari suatu kegiatan yang disengaja untuk
mengubah tingkah laku sehingga diperoleh pemahaman baru, sehingga kualitas
perubahan sangat dipengaruhi oleh pendekatan guru dimana dalam prosesnya perlu
diberikan motivasi agar kualitas perubahan itu menjadi baik.
Dengan menggunakan metode presentasi akan lebih
mendorong siswa untuk lebih aktif , giat dan antusias dalam mengikuti Proses Belajar
Mengajar sekaligus akan membuat siswa lebih tertarik dan selalu siap dalam
menerima pelajaran. Dalam kegiatan belajar tidak hanya dituntut hasilnya secara
kuantitatif tetapi juga kualitas perubahan sikap, perilaku dalam Proses Belajar
Mengajar.
BAB II
LANDASAN TEORI, HIPOTESIS PENELITIAN,
ALASAN MEMILIH TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pendidikan Agama Kristen.