Menu

Minggu, 28 Oktober 2018

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SISWA KELAS VI SD SWASTA TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok individu dalam upaya mendewasakan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. “Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global” (Mulyasa, 2006: 4). Pendidikan di Negara kita saat ini masih belum mencapai sepenuhnya tujuan pendidikan nasional. Seperti yang dituangkan dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Suatu proses pendidikan akan terlaksana dengan adanya pendidik dan peserta didik, jika salah satu tidak ada maka tidak akan tercipta suatu proses pendidikan yang kita kenal sebagai kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal ini seorang pendidik mengajarkan apa yang dia miliki kepada peserta didik dengan berbagai cara dan metode yang diterapkanya untuk bisa diserap oleh peserta didik dengan baik. Tentunya seorang pendidik juga harus mengajarkan agar peserta didik mempunyai sikap, watak, dan kepribadian yang baik, bahakan lebih baik dari sebelumnya. Dengan adanya pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar terciptalah suatu proses pembelajaran.
Proses pembelajaran terdiri dari komponen-komponen penting yang saling berkaitan satu dengan lainya. Interaksi pendidik dengan peserta didik memegang peranan penting dalam mencapai tujuan suatu pembelajaran yang diinginkan. Seorang pendidik memiliki kemungkinan gagal dalam menyampaikan materi di kelas, ini dikarenakan saat proses belajar mengajar terjadi kurang menarik perhatian dan aktifitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran khususnya pada pelajaran pendidikan agama Kristen. Terkadang pendidik mengalami kesulitan dalam hal menyampaikan materi kepada peserta didik, sehingga hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada pelajaran pendidikan agama Kristen terbilang rendah.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran bisa dilihat dari banyaknya peserta didik yang mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut. Juga dapat dilihat dari tingkat pemahaman materi, penguasaan materi, serta hasil belajar peserta didik. Semakin tinggi tingkat pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. Seperti halnya yang diutarakan beberapa siswa di SD, mereka mengatakan “pendidikan agama Kristen itu membosankan dan kurang menarik” sehingga hasil belajar pendidikan agama Kristen siswa cenderung kurang maksimal.
Berdasarkan observasi, pembelajaran pendidikan agama Kristen di SD Swasta ditemukan beberapa kelemahan, diantaranya adalah prestasi belajar yang masih rendah pada pelajaran pendidikan agama Kristen. Hal ini ditunjukan dengan hasil belajar matematika siswa di SD Swasta  rata-rata dibawah nilai KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah. Hal tersebut dipengaruhi oleh fakto-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya kelas VI pada pelajaran pendidikan agama Kristen, diantaranya : 1) hasil belajar siswa dalam pelajaran pendidikan Agama Kristen yang masih kurang maksimal. 2) siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sudah memberikan waktu untuk bertanya setelah pemberian materi. 3) kurangnya kemauan dalam diri siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan maupun pekerjaan rumah.
Selain faktor dari siswa, peranan guru juga sangat penting dalam hal ini. Kebanyakan guru di SD masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan metode ceramah khususnya pelajaran pendidikan agama Kristen, dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengan mencatat dan menghafal rumus- rumus matemtika. Tehnik penyampaian guru yang tidak efektif dan tidak terstruktur ini membuat siswa sulit untuk memahami apa yang hendak disampaikan oleh guru tersebut.
Menurut Slameto (2003:35) “mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Siswa setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi manusia dewasa yang sadar dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, wiraswasta, berpribadi dan moral.” Pada dasarnya aktifitas dalam pembelajaran meliputi mendengar, menulis, membaca, mempresentasikan dan diskusi untuk mengkomunikasikan masalah yang ditemukan. Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa, maka diskusi kelompok perlu diperhatikan dan dikembangkan lebih baik lagi.
Dengan menerapkan diskusi kelompok diharapkan aspek-aspek komunikasi bisa dikembangkan dan bisa meningkatkan hasil belajar khususnya pada pelajaran pendidikan agama Kristen. Dengan hasil belajar yang kurang maksimal, salah satu solusi untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan akan membuat siswa mengikuti pembelajaran secara aktif dan tanpa paksaan dalam kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran aktif. Pada dasarnya pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Dimana peserta didik diajak untuk ikut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik juga. Dari sekian banyak model pembelajaran aktif, salah satunya adalah model pembelajaran snowball throwing yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan di atas.
Model pembelajaran snowball throwing merupakan suatu cara penyajian dengan kreativitas siswa dalam membuat soal pendidikan agama Kristen dan menyelesaikan soal yang dibuat oleh temanya dengan jawaban sebaik mungkin. Penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen melibatkan siswa untuk mampu berperan aktif dengan bimbingan guru tentunya, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep ini dapat terarah lebih baik dan tidak terlalu jauh melenceng dari konsep.
Berdasarkan hal di atas yang sudah peneliti uraikan, maka peneliti akan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing sebagai alternative untuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, tertarik, bertanggung jawab dan bersikap positif terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.  
Maka dari itu guru akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Siswa Kelas VI SD Swasta  Tahun Ajaran 2017/2018”.
 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka perumusan masalah dari PTK  ini adalah sebagai berikut: Apakah model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar mapel Pendidikan Agama Kristen materi pokok Hidup Beriman semester ganjil kelas VI SD Swasta  tahun ajaran 2017/ 2018?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
b.  Dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing diharapkan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen siswa meningkat.
2. Bagi Guru
Dapat mengenalkan suatu model pembelajaran baru yang dapat diterapkan pada siswa sehingga menambah variasi dalam penyampaian materi Pendidikan Agama Kristen.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan kajian bersama yang diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah yang bersangkutan.
4. Bagi Peneliti
  1. Pelaksanaan materi ini dapat menambah wawasan baru dalam model pembelajaran Snowball Throwing bisa digunakan dalam  proses mengajar di masa mendatang.
  2. PTK ini merupakan persyaratan untuk kenaikan pangkat dari golongan IIIc ke IIId.
  
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar