Menu

Sabtu, 13 Oktober 2018

PENERAPAN METODE TANDUR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum, lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan siswa faktor terpenting. Pentingnya faktor guru dan siswa tersebut dapat diruntut melalui pemahaman hakikat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan kebutuhan minatnya.
Guru sebagai unsur pokok penanggung-jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan proses belajar mengajar, diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan transformasi ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi tersebut, maka diperlukan adanya strategi yang tepat dalam mencapai tujuan belajar mengajar yang diharapkan. Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di suatu sekolah pada hakikatnya adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar.
Di SMK Negeri  masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan belajar mengajar yang diharapkan. Karena guru dituntut untuk mengejar target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada setiap semester. Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen yang memerlukan banyak variasi metode, media, maupun sumber belajar tak luput dari hal tersebut. Karena mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen terdapat materi yang memerlukan praktik langsung (pengamalan). Melalui praktik (pengamalan) siswa akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru. 
Dalam suasana belajar mengajar di lapangan dalam lingkungan sekolah sering kita jumpai beberapa masalah. Para siswa meskipun mendapatkan nilai-nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap kedalam situasi yang lain. Para siswa memang memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagai informasi, sedangkan mereka sendiri tidak dibiasakan menemukan sendiri pengetahuan itu, akibatnya pengetahuan itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari.
Realitas pembelajaran tersebut bermula dari pola pembelajaran guru yang sebagian besar model pembelajaran dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan tampaknya lebih banyak menghambat dari pada memotivasi potensi otak. Misalnya seorang anak didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus mau mendengarkan dan mentaati segala perlakuan gurunya.
Ada stigma yang muncul dalam masyarakat mengenai proses pendidikan (pengajaran) baik di sekolah-sekolah selama ini diaplikasikan dengan strategi atau model pembelajaran yang sangat membosankan dan kurang memberikan suasana nyaman bagi peserta didik, siswa kurang bergairah dan kurang antusias, bahkan tidak memperhatikan apa yang disampaikan. Banyak kalangan pelajar menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan. Duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada satu pokok bahasan, baik yang sedang diceramahkan guru atau yang sedang dihadapinya di meja belajar, hampir selalu dirasakan sebagai beban bukan sebagai upaya aktif untuk memperoleh ilmu. Berkaitan dengan fenomena diatas, paradigma pembelajaran yang sedang berlangsung perlu disempurnakan.
Dalam hal ini guru merupakan salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur dalam proses pendidikan harus berperan aktif menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Seiring dengan perkembangan zaman, maka proses belajar mengajar yang dilakukan disekolah dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu mandiri. Berkualitas dan tidaknya suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh faktor pendidik atau guru yang mengajar. Guru yang menjadi pendidik pun dituntut untuk berupaya mencari terobosan dan menemukan strategi atau model pembelajaran yang tepat guna mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan diperlukan model pembelajaran yang sesuai dan tepat yang diterapkan dalam suatu proses pembelajaran. Metode yang dimaksud ialah metode TANDUR. Metode TANDUR ini ialah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar. 
Kenyataannya, model pembelajaran tersebut belum banyak diterapkan dalam proses pendidikan di Indonesia. Di samping model itu tergolong baru dan belum banyak dikenal oleh komunitas pendidikan di lndonesia, kebanyakan guru lebih suka mengajar dengan model konvensional, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred instruction). 
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu kiranya suatu tindakan guru untuk mencari dan menerapkan suatu model pembelajaran alternatif yang mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep Pendidikan agama Katolik melalui penelitian berjudul: " Penerapan Metode TANDUR Dalam  Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Pada Siswa Kelas XII SMK Negeri Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
1. Masih kurangnya penerapan metode yang mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di SMK Negeri 1.
2. Masih banyaknya guru yang hanya menggunakan metode lama dalam mengajar di SMK Negeri 1.
3.  Masih banyaknya siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran terutama pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik di SMK Negeri 1.
4.  Hanya beberapa siswa yang berperan aktif pada saat proses pembelajaran baik bertanya maupun menjawab pertanyaan.
C. Batasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu:
1.  Mata pelajaran pendidikan agama Kristen dengan Materi Pembelajaran Memahami makna firman Allah dalam mengembangkan kehidupan bersama-sama dengan kehendak Allah metode pembelajaran dengan menggunakan TANDUR.
2.  Mata pelajaran pendidikan agama Kristen dengan Materi Pembelajaran Memahami makna firman Allah dalam mengembangkan kehidupan bersama-sama dengan kehendak Allah, pembelajaran tidak menggunakan metode TANDUR.
3.  Siswa yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII-A dan Kelas XII-B, sebagai Kelas eksperimen dan sebagai Kelas control di SMK Negeri.


D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan masalah yang hendak diteliti adalah sebagai berikut:
1.     Bagaimana hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode TANDUR pada mata pelajaran pendidikan agama Kristen di SMK Negeri 1?
2.     Bagaimana hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang tidak menggunakan metode TANDUR pada mata pelajaran pendidikan agama Kristen di SMK Negeri 1?
3.     Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran pendidikan agama Kristen di SMK Negeri 1?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode TANDUR pada mata pelajaran pendidikan agama Kristen dengan materi Memahami makna firman Allah dalam mengembangkan kehidupan bersama-sama dengan kehendak Allah di SMK Negeri 1?
2.  Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang tidak menggunakan metode TANDUR pada mata pelajaran pendidikan agama Katolik dengan materi pembelajaran Memahami makna firman Allah dalam mengembangkan kehidupan bersama-sama dengan kehendak Allah di SMK Negeri 1?
3.  Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran pendidikan agama Kristen di SMK Negeri 1?
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: a. Secara Teoritis: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi khazanah ilmu pengetahuan dan diharapkan kajian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
b. Secara Praktis: hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dan kepala sekolah dalam upaya meningkatan keberhasilan proses pembelajaran dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.     Metode TANDUR
1.    Pengertian Metode TANDUR

1 komentar: